Do you believe in destiny? Do you believe in God's purpose for you?
Gw
dari dulu adalah orang yang percaya pada takdir, takdir yang terjadi
karena rencana Tuhan pada kehidupan kita. Coba lo ngaca, lo ada sekarang
ini karena kejadian-kejadian yang membentuk lo menjadi lo yang
sekarang.
Banyak
orang, yang setelah gagal berkali-kali menjadi orang yang tidak percaya
dan menjadi bitter. Menjadi bitter adalah pilihan, tetapi setelah
kegagalan 7 x, dianggap player, tukang modus, baperan, kekanak-kanakan,
gw memutuskan untuk percaya bahwa cinta yang benar adalah cinta yang
membuat orang yang bersama kita menjadi lebih baik. Dan ketika ada
pilihan, untuk menjadi lebih baik, atau untuk terus mengeluh dan hanya
mengucapkan sumpah serapah, lebih baik sama menjadi lebih baik dan
memikirkan solusinya. Tidak berubah, dan tetap percaya bahwa gw punya
nilai untuk membangun orang-orang di sekitar gw.
Kita
tidak pernah bisa merencanakan kapan kita jatuh cinta pada seseorang,
saat apa, dimana, kapan barangkali. Tidak pernah, tetapi yang gw tau,
kalau sudah jalannya, orang-orang ini akan tetap bersatu.Begitupun
sebaliknya, ketika tidak cocok, karena satu dan lain hal, orang-orang
yang tidak cocok akan berpisah. Butuh keberanian untuk mencintai
seseorang, tetapi diperlukan keberanian lebih besar untuk menyudahi
hubungan yang tidak membangun. Karena cinta adalah pilihan, mau stay,
atau mau pisah, semuanya tergantung dari orang-orang yang ada di dalam
hubungan tersebut.
Apakah
ke 2 orang yang saling tertarik satu sama lain, ngobrol seadanya,
pegangan tangan, ga berhenti liat-liatan selama beberapa saat, dan di
dalam hatinya rasanya hangat dan sangat menyenangkan. Apakah itu cinta?
Jelas hal tersebut adalah awal dari jatuh cinta, tetapi sudahkah lo
mencoba mengenal orang tersebut inside out? Dating sayangnya seringkali,
berfokus pada hal-hal diatas, "iya, chemistry gw sama dia kan udah
kuattt banget, jd ya langsung aja kita pacaran"
Padahal,
seringkali perasaan di awal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, you
don'know who the real he/ she. Unless you start to have a real
conversation and start asking many questions. Kalo dijawab "Yaa itu kan
masa lalu ga usah dibahas" mungkin bisa di consider untuk menghentikan
dating tersebut. Sebab tujuannya memang untuk mengenal soul dan spirit
level, bukan untuk mengenal physical level. Yang perlu lebih didalami
adalah:
-Tujuan:
apa value dan tujuan lo dalam menjalin hubungan? saling membangun?
kebersamaan tiada akhir? atau sekedar punya status pacaran? Hal ini
adalah diskusi yang sangat penting untuk memulai sebuah hubungan, karena
kalo tujuan dan mimpinya berbeda, bagaimana dapat berjalan bersama?
-Karakter:
ini yang sangat penting pengeluh/ ga, tempramen/ga, cemburuan/ ga,
insecure/ ga, cari yang betul-betul ingin kamu cari. Karakter seperti
apa yang lo inginkan ada di pasangamu? Kalo lo ga tau, mungkin sebaiknya
lo ga usah pacaran dulu, daripada bikin susah orang/ diri lo
sendiri.Dan 1 lagi selalu tanyakan, "Kalo gw harus 1/2 tahun kedepan
lagi begini, besok terus dalam kondisi ini sama-sama dia dengan karakter
dia yang begini, kira-kira gw mau engga ya? " Kalo memang bisa,
lanjutkan, kalo engga, jangan ragu untuk memutuskan.
"Love is center in the will, not in the emotion"
"Love is not a feeling, it is a commitment"
Karena
cinta memang merupakan pilihan dan sebuah komitmen, untuk menjalankan
banyak hal ( bukan semua hal) dengan orang yang lo sayangi dan lo
pilih. Ketika masalah muncul, lo mestinya bisa inget dengan jelas,
"When you start your relationship, what's your purpose?"
Selalu
pilih keintiman dibandingkan dengan kesempurnaan. Ga ada yang sempurna
dalam sebuah hubungan, yang ada adalah momen-momen yang sempurna.Momen
yang sempurna adalah saat lo bisa melihat dia bahagia karena lo
tentunya, saat lo mendengarkan lebih, maka kamu akan bisa melakukan
lebih juga. saat lo dan dia berbagi keintiman bersama dalam obrolan di
tempat indomie atau ketoprak dan keintiman saat bermain bersama di
playground, gw inget ini merupakan momen yang sempurna buat gw.Apakah
itu ber 2, ber 3, atau bersama-sama dengan orang yang dia cintai,
bukankah seharusnya momen tersebut sempurna? saat lo bisa mengenal dia
lebih lagi, lewat keluarganya, teman-temannya, adik/ kakaknya, just a
perfect moment :).
Keintiman
itu adalah tentang ngobrol apa hal yang dia suka dan hal-hal yang dia
benci, siapa yang penting buat dia, jangan sampe gara-gara pacaran temen
lo yang nemenin lo patah hati dulu ditelantarkan (that's me, bukan
maksud nyindir), apa yang jd prioritas buat hidupnya, dan apa tujuan
dari lo pacaran. Keintiman kaya gini bukan didapat dari liat-liatan
pegangan tangan aja, tapi dari ngobrol, jangan sampe lo terlalu cepet
mutusin suatu hal, gimana bisa kenal kalo ga banyak nanya banyak
ngobrol? Kontak hati kalo kata gw mah, bukan kontak fisik aja
Selama
7 kali ganti-ganti pacar, bukan berarti gw player, bukan berarti juga
gw laku, gw sadar gw pun pernah matahin hati, dipatahin hatinya, ato
sama-sama patah. Gw belajar a perfect person itu engga ada, yang ada
being the right person, dengan orang yang ada disamping lo. Bersama
dengan dia, lo bisa berjalan ke tujuan yang sama, bersama dengan dia lo
bisa becanda dan cela-celaan, dan bersama dengan dia, lo nyambung dan
klik. Gw dulu pernah bilang, kriteria itu kalo nemu 3 dari 10 hal yang
lo pengen, ya terima aja kalo 3 itu paling utama. Tapi setelah melewati
11 tahun, rasanya kalo lo punya 6 kriteria pacar, enam2nya harus
terpenuhi, ga boleh kurang, sebab spirit ( tujuan), soul (karakter)
memang harus cocok untuk melangkah bersama.
Mungkin kalo 11 tahun ini gw ditanya apa hal yang paling penting, jawabannya komunikasi, dan kerjaaaa..
"Love is a verb, not a thing meaning I got to work it out and do my very best to love her."
Iya,
kerja, kalo komunikasi lo lancar, hubungan lo baik, tetep berusaha
mengerti, tetep berusaha peduli, tetep mengeluarkan yang terbaik buat
dia dari yang ada di diri lo, dan lo akan bisa mengeluarkan yang terbaik
juga di dalam kehidupan lo.
Jangan
pernah lupa sama Tuhan, jangan pernah lupa buat berdoa, ketika lo lg
senang, ketika lo bersyukur atas segala anugrahnya, percayalah, Tuhan
selalu menyediakan yang terbaik, bukan hanya yang baik, bukan hanya yang
standar, tapi yang terbaik.