Thursday, December 24, 2015

Film 5 to 7


“Only one remains perfect”  5 to 7



Menonton 5 to 7, film drama romantis yang baru saya tonton yang lumayan menguras perasaan saya. Film ini bercerita tentang Brian, seorang penulis berusia 24 tahun, lama hidup di Amerika dan melakukan perselingkuhan dengan seorang wanita cantik yang dewasa dan elegan bernama Arielle, berusia 33 tahun dan  berasal dari Paris. Hubungan mereka sangat unik karena Arielle telah memiliki suami ganteng, seorang diplomat kaya raya bernama Valery.

Saya tersenyum setiap Brian menatap Arielle, saya merasa terhanyut dalam film ini, melihat mereka berdua menemukan seseorang yang sangat cocok dan gigihnya perjuangan Arielle dengan peraturan yang ia buat sendiri.

Uniknya film ini adalah pertukaran kebudayaan dari mereka, cara Amerika dan cara Prancis. Selain itu, pertemuan mereka yang hanya bisa berlangsung jam 5-7 malam pun terbilang unik. Dalam 2 jam setiap hari, banyak waktu yang dihabiskan oleh mereka dengan begitu bermakna dan penuh dengan chemistry . Konflik dalam film ini mulai muncul ketika 2 jam tidak lagi cukup, Brian meminta lebih dan ingin melanggar peraturan yang sudah dibuat. Ketika perselingkuhan dilakukan menggunakan hati, dan salah satu orang menginginkan lebih, dapatkah hubungan tersebut terus berlangsung?


Jangan lupa tonton 5 to 7, kalau sudah nonton komen disini dong, saya pengen tau menurut kalian gimana filmnya.

Monday, December 21, 2015

Jatmiko

"Kenapa harus Miko?"

"Kenapa tidak?" ucapku sambil mencomot sebiji kue nastar yang tadi dibawa oleh Diah. Makanan kesukaanku ini pasti selalu jadi senjata setiap kali sahabatku ini ingin mengorek informasi dariku.

"Miko kan penulis lagu yang cukup bagus. Meskipun belum mendunia." lanjutku

"Tapi, Ren..."

" Tapi Ren, Miko itu kan MANN...TAN kamu! Gitu maksud kamu?" potongku mencoba menebak arah ucapan Diah.

"Hhhhh. Iya!"

"Jadi kalo udah mantan ga boleh kolaborasi gitu? Ga boleh kerja bareng? Pantesan aja Anang sama Krisdayanti udah ga duet lagi. Padahal lagu duet mereka berdua bagus bagus. Bandingin sama duet Anang dan Ashanti coba."

"Ya jangan dibandingin dong."

"Kenapa ga boleh?"

"Lagian ya, hasilnya pasti beda, Ren. Dulu kan mereka punya perasaan untuk satu sama lain. Sekarang kan udah pisah. Chemistrynya udah ga ada pasti."

"Ya dibangun. Dulu bisa, kenapa sekarang ga bisa?"

"Ngebangun chemistry itu sama aja ngegali lobang. Lobang yang namanya CLBK."

"Itulah salahnya. Kalau chemistry di dunia seni melulu harus ditindaklanjuti di dunia nyata, apa jadinya? Masa iya setiap ada film baru, pemerannya kemudian jadi menikah? Bukan akting itu namanya. Bayangin seorang Reza Rahadian udah adu akting sama siapa aja? Banyak bener istrinya nanti."

"Itu kan dunia akting. Kamu kan di dunia musik."

"Sama aja esensinya."

"Tapi..."

"Pokoknya gini ya Di, Miko pikir musik yang aku buat, bagus. Terus dia tanya boleh atau ngga dia pakai dan buat liriknya. Aku oke. Anggota bandnya oke. Produser oke. Lirik yang dibuat Miko pun oke banget. Pas dengan yang ada di angan aku. So, what?"

Diah diam. Matanya melirik ke langit-langit kamarku. Aku masih asik mencomoti nastar yang kini tinggal setengahnya.

"Kamu juga nyanyi? Duet gitu?"

"Sedang mengarah ke sana. Tapi buat aku, ngga masalah. Karakter suara Miko bisa masuk kok di lagu itu. Jadi kalau pada akhirnya diputuskan dia isi lagu sendiri, oke oke saja."

"Tanggapan Ivan gimana?"

Aku berhenti mengunyah. Lalu memejam sebentar.

"Aku, menjalin hubungan dengan Miko jauh sebelum bertunangan dengan dia. Bahkan jauh sebelum aku berpacaran dengan dia. Dia tau banget bagaimana hubungan aku dan Miko. Dia taulah kalau aku juga ngga mungkin menghilangkan jejak Miko di hidup aku. Jejak itu ada. Dan ngga mungkin dihapus. Ivan mengerti itu. Harusnya."

"Dia ngga marah?"

"Ya ampun, Di. Aku sama Miko tuh nulis lagu bareng. Bukan tidur bareng!"

"Tapi..."

"Udah!" ucapku seraya mengangkat tanganku.

"Aku cuma akan ngomong ini sekali ya. Aku sama Miko, udah berakhir. Mau seindah apapun hubungan kami dulu, itu masa lalu. Masa lalu ngga mungkin bisa mengejar masa sekarang. Dengan aku kerja bareng dia, ngga berarti aku mengais2 puing masa lalu. Intinya? Intinya, aku ngga hidup dalam kenangan. Tapi kenangan hidup di dalam diri aku. Pahami perbedaannya."

"Tapi..."

"Pssssttt !!" aku mengacungkan jari telunjukku ke arah Diah.

"Tuh, mending nonton Mulan Jameela lagi nangis nangis di Youtube. Lebih seru ketimbang urusan aku sama Miko."

Diah mendengus kesal. Lalu kami berdua sama-sama diam. Cuma sayup sayup terdengan suara Mulan yang mengaku kuper di masa sekolah dulu...

Friday, December 18, 2015

Laki-Laki Itu

Kata orang, hidup itu berotasi. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang hidup tanpa alas, kadang bermewah-mewah.

Rotasi menempatkan sesuatu pada posisi. Kadang dengan peringatan, lebih banyak tanpa permisi. Rotasi memberikan cerita baru walau pada akhirnya menjadi kenangan basi. Kadang penuh haru, kadang bercampur lain emosi.

Aku pernah mencintai laki-laki itu. Setidaknya dulu, saat aku masih cupu. Aku yang naïf dan mudah sekali tertipu. Aku pernah memuja laki-laki itu. Saat aku pikir dia juga mencintaiku. Aku pernah menganggapnya duniaku. Aku pernah merajut khayal tentang masa depan bersama pria itu. Tapi alas, aku yang naïf ini pun tertipu. Dia meninggalkanku.

Cinta pun berotasi. Dulu cinta mati tapi tiba-tiba cinta itu mati. Dia bilang dia tak ada rasa lagi. Dia pun pergi. Padahal aku masih cinta mati. Belakangan ku ketahui, bahwa dia punya pacar lagi. Rasanya ingin memaki tapi aku ingat harga diri. Dia pun kutanyai. Tentang pacarnya yang baru lagi.

Dia pun mengiyakan. Ada lain perempuan. Lalu dia menyebutkan alasan. Alasan tentang pelampiasan. Alasan tentang sebab pengkhianatan. Dia meminta pemakluman. Pemakluman terhadap pengkhianatan.

Cinta memang berotasi. Cinta pun mudah berubah jadi benci. Tak ada lagi cinta mati, yang ada hanya benci. Yang ada hanya sakit hati. Tapi aku punya harga diri, jadi aku tak akan memaki. 

Aku hanya pergi.



Pilihan hidup

"Hidup adalah pilihan, dan mantan adalah salah satu pilihan dari hidup kita yang menentukan hidup kita kedepannya" 

Saya percaya, pembaca blog genk berisik pasti tidak bermaksud menjadikan mantan menjadi seorang mantan. Dibalik seorang mantan, pasti tadinya ada harapan dan keinginan-keinginan untuk membina kehidupan bersama dan membangun masa depan bersama. Mimpi dan harapan selalu ada pada saya dari awal hubungan saya, tetapi karena satu dan lain hal, akhirnya hubungan kami gagal, dan saya sadar melepaskan mantan saya yang terakhir adalah keputusan terbaik bagi kami, karena perasaan sayang yang sudah hilang.

Mantan adalah tempat berbagi suka dan duka bersama, tetapi karena satu dan lain hal, mungkin situasi yang ada tidak mendukung, atau ada orang lain yang bisa membahagiakan dia, sehingga pacar bisa menjadi mantan. Ijinkan saya berbagi beberapa kisah saya dengan sang mantan: 
Malam itu..‎
Malam itu kamu bertanya kepadaku, kapan kita akan tinggal bersama, tetapi aku menjawab seadanya. Aku sadar hubungan kita tidak akan pernah sama lagi.
"Jangan sampai aku yang berubah pikiran" begitu katamu.
 Itu merupakan titik balik kehancuran hubungan kita. 
Tatapanku..‎
Hari itu hujan deras dan seperti biasa aku menjemputmu. Kamu terkena flu hari itu sehingga kamu memakai masker.
Aku khawatir dan terus memandangmu di sela aku memperhatikan jalan. 
Ada sebuah tatapan khawatir, dan kamu pun menyadari.
Setelah aku pulang, kamu bbm dan bertanya "Apa arti tatapanmu tadi, mengapa tatapanmu sangat sendu?"
Aku menjawab "Hanya perasaanmu saja, tatapanku tadi biasa saja" hari itu aku tahu kalau aku betul-betul menginginkanmu.‎ Aku terus mendengarkan lagu I wont give up, Jason Miraz.

Ciuman itu..‎
Jakarta memang super macet. Tetapi hari itu aku bersyukur dengan macet yang berkepanjangan. Kamu dan hobimu yang suka cuddling. ‎Kita hanya berdua di mobil, dan aku memberanikan diri bertanya "Boleh aku menciummu?", setelah kita bertatapan , bibir kita bertemu untuk pertama kalinya di mobil karimunku.‎

Confession..‎
Each day
And night‎
That I kept this a secret
it killed me‎
It's time
To share what I feel inside

Lirik yang kamu berikan sebelum kamu meminta aku menjadi pacarmu. Aku cukup terkejut membacanya, mungkin pada saat itu, aku sangat senang mendengarkan liriknya. Glee, serial yang betul-betul kamu sukai. Malam itu kamu sangat grogi, mukaku pun betul-betul merah merona ketika kamu berkata "Mel, mau ga lu jd pacar gw?"‎

Begitulah beberapa bagian dari kisah saya dan mantan terakhir, pengalaman bersamanya memberikan saya banyak pelajaran dan saya bersyukur atas segala pengalaman tersebut.‎ Pada akhirnya memang kami sudah tidak dekat lagi. Kehidupan terus berjalan dan kita harus melangkah maju kedepan. 

‎Pesan untuk yang baru putus dari pacarnya adalah: Buatlah hidupmu lebih baik dan lebih bermakna, dengan menjadi orang yang lebih baik dan berguna. Saya percaya, rasa sedih dan kehilangan harapan yang didapat pada saat putus merupakan kekuatan yang sangat hebat untuk menjadikan diri kita orang yang lebih baik. Kita tidak akan menjadi orang yang sama, in a good way. Kita seharusnya berusaha sekali untuk memperbaiki diri kita. Tidak perlu dicari siapa yang salah, yang penting buatlah dirimu lebih baik dari sebelumnya.


Wednesday, December 16, 2015

M.A.N.T.A.N.

Teman: kemarin ketemu si x dan emak nya.
Gw : trus?
Teman : yah gw langsung melipir secepat kilat.
Gw : kenapa?
Teman : males lah, ngapain?
Gw : menyapa aja kali. Emaknya kan baik sama kita.
Teman : kan gw uda ga sama anaknya. Males ah.
Gw :  yah uda putus trus ga temenan gt? Even sm emaknya yang super baik itu?
Teman : ga ada dalam sejarah hidup gw buat berteman sama mantan.
Gw : klo gitu jangan pacaran lagi yah.
Teman : kok gitu?
Gw: Kasian, ntar semua pria dan keluarganya bakal jadi musuh kamu klo dah jadi mantan. Pacaran sebulan, musuhannya seumur hidup.

Kira-kira itu sepenggal chat saya sama salah satu teman, dan disaat bersamaan saya lagi liat-liat galery foto dan menemukan poto-poto saya dengan mantan dan patner saya. Foto kami bertiga itu akhirnya saya kirim ke mantan pertama dengan caption, “tambahin poto kamu, pasti keren. Saya, patner, dan para mantans.” Yah, saya dan mantan-mantan saya yang Cuma 2 orang ini masih berteman dekat layaknya tidak pernah ada rasa sakit hati diantara kami. Tentu pernah ada rasa sakit hati, bahagia, cinta, dan ingin memiliki ketika kami bersama, tapi rasa itu kini berganti dengan rasa menyayangi yang jauh lebih besar dari saat kami berpacaran. Kami menjadi teman baik yang akan selalu saling mencari ketika salah satu dari kami membutuhkan satu sama lain. 

Bagi saya, mantan bukan Cuma sekedar seseorang yang pernah mengisi hati dan hidup saya diwaktu lampau. Tapi mereka adalah orang-orang yang sangat mengenal kepribadian saya selain diri saya sendiri. 

Bagi saya, Mereka kini bukan hanya sekedar teman, tapi penasehat, pembangkit semangat, pemberi inspirasi dan pereda kegalauan. 

Bagi saya, tidak ada alasan bagi patner saya untuk cemburu terhadap mereka, dan saya beruntung patner saya tidak lagi menganggap mereka musuh atau saingan. Dan mereka bisa berteman dengan atau tanpa saya.

Bagi saya, mantan saya dan keluarganya adalah keluarga saya. Mereka sampai saat ini menyayangi saya seperti keluarga sendiri. Dan saya juga menyayangi mereka.

Bagi saya, mereka memang mantan pacar, tapi mereka adalah teman-teman terbaik saya saat ini.

Tuesday, December 15, 2015

Menyapa Mantan


Hey Mantan,
Apa kabar? Sehat? Masih boleh kok merindukan saya. Kamu tahu nggak? Dulu saya berusaha keras mendelete kamu, kemudian saya berusaha lebih keras lagi untuk mendownload banyak gebetan, dan akhirnya sekarang pasangan saya sudah terinstal dengan baik di operating system hati saya. Terima kasih, kamu telah bersedia menjadi penghuni recycle bin hidup saya.

Hai Mantan,
Lagi apa? Cuma mau mengabarkan, luka menganga yang pernah kamu bentuk sedemikian rupa di hati saya dulu, kini sudah mengering, bahkan sudah berganti dengan lapisan hati yang lebih hangat dan menentramkan. Terima kasih, karena torehan luka menganga itu menjadikan saya kuat dan sabar menghadapi segala rasa pedih karena kepergian kamu.

Halo Mantan,
Sudah makan? Makan kenangan manis atau kenangan pahit? Terkadang kalau saya ingat kenangan tentang kita, saya mengulum senyum. Cukup disenyumkan, tidak perlu ditangiskan dan disesalkan. Melupakan kenangan kita tidak mudah, yang terpenting adalah merdeka dari bayang-bayang sosok kamu. Terima kasih, karena kamu pernah datang, pernah ada, dan pernah peduli demi dan untuk saya.

Selamat Malam Mantan,
Sudah tidur? Mimpiin saya? Mimpiin kita? Saya pernah mimpiin kamu. Di mimpi saya, kamu pakai kostum Gatotkaca lengkap dengan atribut sayapnya dan saya pakai kostum Dora dengan rambut poni dan tas ranselnya. Kemudian kita berdansa diiringi lagu Indonesia Raya. *straightface*. Entahlah apa makna dari mimpi tersebut. Absurd, lucu, dan aneh. Anyway, terima kasih atas kunjungan mimpinya :)

Assalamu'alaikum Mantan,
Sudah sholat? Pertanyaan itu dulu sering kamu tanyakan kepada saya, apabila telah tiba waktu sholat. Pertanyaan itu pasti  saat ini sering juga ditujukan untuk pasangan kamu yang sekarang. Dulu bahagia dan bersyukur bersamamu, sekarang kita bahagia dan bersyukur dengan pasangan kita masing-masing. Terima kasih, karena kita pernah saling mendoakan dan pernah bersama-sama berserah kepada-Nya.

Guys, jika berkenan, sapalah mantanmu. Barangkali saat ini dia sedang merindukanmu. Hanya merindu disapa, tidak lebih dari itu :)
 
PS : Special thanks to @apriliagar untuk review singkatnya :p

Thursday, December 3, 2015

Tentang Mantan


Different relationship, different treatment
Kemarin salah seorang teman saya bertanya, “mantan yang mana yang paling saya cintai?”.  “Bah pertanyaan macam apa itu?” kata saya dalam hati. Terus terang saya tidak bisa menjawabnya karena memang saya tidak bisa mengukur rasa cinta saya ke mereka, karena ya itu tadi, beda pacar beda pula treatmentnya. Dari beberapa mantan saya, cuma 2 orang yang membuat saya patah hati, patah sepatah patahnya. Lantas pertanyaannya; apakah kedua orang itu punya porsi yang lebih besar dari yang lainnya di hati saya?. Dengan lugas saya jawab, tidak. 

Orang pertama yang membuat saya patah hati; saya, tentu saja sangat mencintainya, semuanya terasa menyenangkan saat bersamanya. Kami hampir selalu melakukan semua aktifitas kami bersama dalam waktu 4 tahun, dibutuhkan komitmen yang kuat untuk tetap bersama dalam kurun waktu selama itu. Dimana ada saya, tentu disitu juga ada dia. Begitupun sebaliknya. Tapi ketika kami tidak bisa bersama lagi, lalu saya sembuh dari luka hati akibat 4 tahun kebersamaan kami, saya bahkan lupa bagaimana rasanya saya pernah mencintainya. 

Lalu orang kedua yang membuat saya patah hati; saya sadar betul hubungan kami  tidak akan kemana mana. Dan sayapun sudah memprediksi kalau saya tidak mungkin hidup selamanya dengannya. Kami sangat bertolak belakang dalam berbagai hal. Apapun yang kami bahas selalu berujung dengan perang pendapat. Apapun yang kami lakukan, semua terasa salah. Tapi ketika akhirnya setelah 11 bulan kami memutuskan jalan masing masing,  dan itu membuat saya hancur berantakan, berat badan saya turun 11 kg dalam waktu tiga bulan. Tapi apakah saya mencintainya dengan sangat? Sampai sekarang saya masih bisa menjawab dengan sangat yakin, kalau saya tidak pernah benar benar bisa mencintainya waktu kami bersama dulu begitupun saat kami sudah putus.

Kemudiann pertanyaan lain muncul  “Apakah saya mau memulai lagi hubungan dengan salah satu mantan mantan saya jika punya kesempatan?”, saya hanya tertawa mendengarnya. Sampai saat ini saya tidak pernah punya niat apalagi keinginan untuk kembali ke mantan mantan saya. Rasanya aneh memulai sesuatu yang sudah lama berakhir. 

Berbicara tentang mantan untuk sebagian orang memang tidak pernah ada habisnya, dan seringkali mantan juga selalu jadi momok untuk hubungan kita selanjutnya. Kondisi seperti ini sangat sangat disayangkan. Padahal seiring dengan adanya rotasi matahari yang menyebabkan pergantian siang dan malam, secara terus menerus, sudah pasti perasaan kita ke mantan juga tidak pernah sama lagi. Kalaupun kita tetap menjaga hubungan baik dengan mantan, saya percaya perasaan itu tentu sudah ber-regenerasi menjadi bentuk perasaan yang lain.

Jadi menurut saya sangat tidak adil jika kita cemburu dengan masa lalu pasangan kita. Mantan adalah mahluk yang hidup dimasa lalu dan love is a verb in present tense, jadi yang terpenting adalah masa sekarang, masa dimana sebagai pasangan kita memiliki satu sama lain.  


Tuesday, December 1, 2015

Ramalan???


“love me like you dooo... oooo... love me like you doooo.....”


Tata : “sar, inget ga akong bilang kamu tuh ga bakal bisa jadi penyanyi. Suara kamu jelek!”


Wina : “hahaha... akong bilang dia bakal punya suami dua cik.”


Sari : “iya yah, kongkong (lauya) sama akong (yang juga lauya) bilang aku bakal punya suami dua. Napa mereka berdua ramal aku kayak gitu yah?”


santi : “kamu sih gak bole sampai cerai sama heri lho. Dia sayang banget sama kamu tuh.”


Wina : “tapi akong punya ramalan tak pernah meleset ya cik.”


Sari : “angan sampe lah ya. Aku tak mau.”



Kira-kira begitulah penggalan dialog antar kakak beradik didalam mobil yang saya kemudikan. Keluarga ini memang dari orang tua, besan, mertua, anak sampai ke cucu-cucunya semua percaya sama lauya ( dukun ). Klo ada yang sakit, perginya ke lauya. Klo cucunya yang kecil semaleman nangis dan tidak mau tidur, besoknya bawa ke lauya. Klo ada adiknya yang mau berpergian, sehari sebelumnya ke lauya. Mau pindah rumah  atau toko, semua nya ke lauya. Oke, sebagai orang yang ga juga religius banget, saya lebih milih untuk ga ikut-ikutan klo mereka sudah bahas tentang hal-hal seperti itu.  


Dan mereka bukan keluarga pertama yang saya liat memiliki kepercayaan terhadap lauya. Ada juga sebuah keluarga ketika saya masih kuliah di pulau jawa, teman baru saya tiba-tiba melarang saya untuk kerumahnya  dan memilih untuk bertemu diluar rumahnya, hanya karena Ibu nya meminta tukang ramal untuk “membaca” karakter saya dan peruntungan keluarga mereka jika ada salah satu anaknya yang berteman dengan saya. Menurut si tukang ramal, saya itu tidak akan menjadi orang sukses dan kaya. Jadi mereka memutuskan untuk melarang anaknya berteman dengan orang yang tidak akan sukses seperti saya. Apakah si ibu pernah bertemu dan ngobrol sama saya sebelum dia ke tukang ramal? Jawabannya Belum Pernah. Wow kan yah. Awalnya saya sempat merasa tersinggung karna langsung diCap sebagai orang yang tidak akan sukses. 


Dan beberapa minggu kemudian si ibu tiba-tiba menelpon saya dan mengundang saya kerumahnya. Makin bingung lah saya. Setelah saya tanya teman saya itu, ternyata si ibu pergi ke tukang ramal dan bilang mereka harus menjalin hubungan dengan saya karna masa depan saya sangat cerah, saya akan sangat sukses, dan kaya raya. Dan berhubung saya orangnya baik hati, maka orang didekat saya juga akan ikut merasakan kesuksesan saya. Lucu bukan?


Saya ingat 25 tahun lalu kakek saya pernah mengelus kepala saya dan berkata, “dek, apapun yang orang ramal tentang kamu nanti, jika itu ramalan yang baik, anggap sebagai doa dan katakan Amin. Sehingga seluruh semesta tau dan mengaimini hal baik itu ke kamu. Jika itu ramalan yang buruk, anggap sebagai pengingat agar kamu tidak menjadi orang seperti yang mereka ramalkan. Karna jadi apapun nanti kamu, itu adalah hasil kerja keras dan doa-doa kamu dan orang-orang yang menyayangi kamu.”


Monday, November 30, 2015

Selipan rindu


Srekk srekk srekk...
Srekk srekk srekk...

Berulang kali aku melihat dia menggoyang-goyangkan celengan berbentuk katak warna hijau itu. Sesekali diintip ke lubangnya, sambil memicingkan sebelah mata. Berhenti menggoyang-goyangkan, dia meletakkan celengan itu di lantai. Lalu berjongkok didepannya. Memangku dagu mungil diantara kedua tangannya.

Aku penasaran dengan apa yg tengah ia lakukan. Apakah ia tengah berpikir untuk membeli mobil-mobilan seperti yang selalu dia rengekkan sebelumnya?

“Kenapa, Di?” tanyaku akhirnya

“Ngga apa, Nek.” Jawabnya masih tak melepaskan pandangannya dari celengan itu.

Sambil merapikan tas dan peralatan sekolahnya, aku masih terus memperhatikan Adi. Apa yg hendak dia lakukan berikutnya.
Seragam merah putihnya belum lagi dilepas. Biasanya, begitu pulang dia langsung akan mencium tanganku, lalu mengangkat kedua tangannya lebar. Minta dibukakan seragamnya untuk diganti dengan baju bermain. Sepertinya hari ini dia enggan bermain.

Tangannya meraih kembali celengan itu. Diangkat. Lalu digoyang goyangkan lagi.

Srekk srekk srekk..

Keringat tampak mengalir di dahinya. Sebagian membasahi rambut cepaknya. Aku tersenyum kecil. Anak itu kian bertumbuh. Aku teringat 5 tahun yang lalu, ketika putra pertamaku, di pertengahan malam, datang dengan menggendongnya.Bayi lelaki mungil yang belum genap satu tahun, Adi. Ayahnya tak banyak berkata apa-apa pada saat itu. Hanya berkata bahwa ibunya lebih memilih pergi. Aku tak perlu mendengar penjelasan panjang lebar. Aku tau bagaimana kondisi rumah tangga mereka saat itu.

Sejak saat itu, rumahku bertambah ramai. Ayahnya tak pernah sekalipun menyebut-nyebut mengenai mantan  istrinya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia sudah menikah lagi dengan lelaki lain dan menetap di Bogor.

Pernah sekali, dahulu, Adi bertanya kepadaku, kenapa Ibu tidak ada di rumah. Pada saat itu, aku hanya mengelus rambutnya sambil berkata “ Kalau Adi jadi anak baik, Ibu pasti datang. Sekarang Ibu lagi repot karena harus urus adiknya Adi”

Sejak itu, Adi tak pernah bertanya lagi. Sesekali aku yang bertanya kepadanya
 “Adi kangen Ibu?” Dia hanya menggeleng sambil tersenyum.

Begitu terus. Sampai dia beranjak besar. Tak pernah sekalipun Adi menyinggung-nyinggung soal Ibunya. Begitupun aku. Maupun Ayahnya.

“Nek..” panggilnya

“Apa, Di?” jawabku pendek.

“Celengan Adi pecahin ya..”

“Buat apa? Beli mainan lagi?”

“Ngga..”

“Terus?”

“Adi mau ke Bogor tanggal 22 Desember. Beli bunga. Buat Ibu”

Aku terdiam

Adi melangkah ke arahku. Lalu mengecup pipiku.

“Boleh ya Nek?”

Aku tersenyum mengangguk. Kasih Ibu memang sepanjang masa. Tapi belum tentu juga kasih anak sepanjang galah...

Thursday, November 26, 2015

Waspada Manipulasi


"Yank, kamu ntar temenin aku ya" kata Reni ke pacarnya
" Ntar ga bisa yank, aku mau nongkrong sama si A" tolak Nina dengan halus
"Yah yank ntar aku kan bingung mau makan sama siapa, kok kamu acara terus sih sama temen kamu" Reni tahu dia akan selalu menang
"Eh, ya udah deh aku temenin kamu kasian ntar kamu sendiri" jawab Nina sambil kezel di dalam hatinya. 

Percakapan berikut merupakan contoh percakapan manipulatif, dimana Reni berusaha memanipulasi Nina untuk menemani dia hampir setiap hari karena dia cuma mau makan sama Nina. Sejak kapan Nina acara terus sama teman-temannya? Padahal dia selalu menemani Reni hampir setiap hari sejak mereka jadian, Nina bahkan sudah sering bolos untuk kegiatan sehari-harinya. Les Bahasa, olahraga di pusat kebugaran, dan waktu nongkrong bersama teman-temannya sudah tidak pernah dia lakukan.

Terlepas dari bagaimana tingkat kecerdasanmu dan siapakah kamu, ada baiknya kamu mulai waspada. Waspada kesuksesanmu terhalang oleh orang manipulatif. Waktu yang dihabiskan untuk selalu menemani dia yang kamu pilih bisa sangat sia-sia. Hal tersebut sesuai dengan konsep opportunity cost , dimana ketika kamu berinvestasi dengan menghabiskan waktu bersama dia, kamu mengeliminasi keuntungan yang bisa kamu dapat ketika belajar bahasa, sehat dengan berolahraga, atau membuang stress dengan teman-temanmu. Memang keuntungan tersebut tidak bisa dihitung dengan perhitungan matematis, tapi hal tersebut bisa dirasakan di dalam kehidupan sehari-hari kita. Tentunya banyak tipe orang yang harus diwaspadai, seperti orang yang matre, egois, narsistik, tapi orang tipe manipulatif pengontrol pun harus kamu hadapi dengan baik. Tidak ada orang yang sempurna, tapi kita bisa meminimalisasi dampak kerugian ketika kita waspada.
Kamu akan mulai merasakannya , ketika kamu sudah stuck dan tidak dan yang paling parah hanya bisa menghabiskan waktumu dengan si pengontrol manipulatif.  Pernah dengar sebuah nasihat? Katanya dibelakang seseorang yang sukses , ada pasangan yang hebat juga. Nah kalau kamu jadi tidak produktif sejak jadian, padahal tadinya kinerjamu bagus-bagus saja, mungkin ada yang salah dengan.. pasanganmu?

Seorang teman yang berprofesi sebagai dokter menginspirasi saya untuk menulis tulisan ini.   Melihat dia yang sangat cemerlang karirnya dan diperlambat untuk calon suaminya yang menuntut dia untuk menjadi ibu rumah tangga dan stop berkarir. Dia yang punya mimpi untuk menjadi spesialis pun dilarang untuk bersekolah lagi. Saya sangat menghargai pilihannya, dan berharap dia bisa bahagia. Tapi menurut pandangan saya, seharusnya seseorang yang kamu sayangi tidak menghalangi mimpimu dan terus mendukungmu, dan tidak mengatur kehidupanmu sesuai dengan keinginannya.

Jangan takut untuk keluar dari hubungan yang menghalangi dirimu untuk maju. Mungkin sekarang kamu masih bertahan karena kamu merasa tidak akan laku lagi atau sudah merasa nyaman dimanipulasi. Apapun pilihan yang kamu ambil, pastikan tidak merugikan dirimu sendiri, guys! Memang saat itu kamu sedang buta oleh cinta, tapi hatimu pasti tau jawabannya.

Tuesday, November 24, 2015

Tentang Manusia

Menurut Aristoteles kita adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikiran. Dikatakannya juga Manusia adalah makhluk yang concerned (menaruh minat yang besar) terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga tidak ada henti-hentinya selalu bertanya dan berpikir. Selain itu juga menyatakan bahwa manusia sebagai binatang yang tidak pernah selesai atau tak pernah puas (das rucht festgestelte tier). Artinya manusia tidak pernah merasa puas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Berdasarkan pernyataan filsuf tersohor tersebut dan dari hasil pengalaman hidup saya. Saya tidak lagi melihat pernyataan Aristoteles itu sebagai sifat dasar yang semuanya mutlak dimiliki manusia. Saya mulai memetakan manusia berdasarkan sifat dan naluri dasarnya dan saya membaginya menjadi 3 golongan manusia berdasarkan minat dan kepuasan (emosi)nya.

Golongan pertama adalah manusia yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya. Golongan kedua adalah manusia yang menaruh minat yang besar terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya. Golongan ketiga adalah manusia yang tidak pernah merasa puas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan pengelompokan itu terjadilah bentrokan kepentingan sehingga terbentuklah sebuah pilihan pilihan.

Golongan pertama yang merasa punya hak atas kuasa dirinya sendiripun memilah akalnya agar pemikirannya tidak menyebabkan tindakan/pendapat yang bisa menyulitkan dirinya atau orang lain. Disini terjadi pilihan pilihan dalam proses berpikir, tentunya didalam kepala golongan ini selayaknya ruang meeting dengan suara suara saling menyangkal atau menyetujui dalam rangka proses mengeluarkan pendapat. Dan secara tidak disadari, golongan kedua menjadi penyebab lunturnya estetika pemikiran golongan pertama kalau golongan pertama ini tidak punya minat yang sangat kuat.

Golongan kedua dan minatnya yang besar pada hal hal yang berkaitan dengannya menjadikannya sebagai manusia penuntut ulung. Karena menaruh minat yang besar terhadap orang orang disekitarnya, golongan ini juga kerap kali mengeksekusi minat dan keinginan orang lain. Maka tak heran golongan ini memiliki banyak ‘boneka barbie’ yang dibentuk berdasarkan keinginannya untuk memuaskan minatnya. Golongan ini kadang tidak perlu punya kepentingan dalam mengatur ‘barbie’nya ini, bahkan kadang mereka cuma focus terhadap kepentingan ‘barbie’nya dalam upaya menyempurnakan kepuasan minatnya. Tuntutan tuntutannyapun tidak semuanya buruk bagi ‘barbie’nya, tapi caranya mengatur ‘barbie’ ini yang membuat ‘barbie’ ini tidak punya hak untuk punya keinginan lain. ‘Barbie’ ini sebenernya adalah tuan atas dirinya sendiri tapi karena nilai nilai yang ditanamkan oleh si empunya, dia lebih memilih diperbudak oleh keinginan orang lain. 

Kita dilahirkan ke dunia dengan tujuan hidup masing masing dan kebutuhan yang berbeda pula. Golongan ketiga yang tidak pernah puas dalam memenuhi hidupnya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kepuasaannya, mereka tidak lagi berpikir, manusia mempunyai tujuan dan kebutuhan yang berbeda dalam setiap kondisinya. Golongan ketiga ini akan merasa terpuaskan ketika kebutuhan hidup orang lain adalah memuaskan kebutuhannya. Mereka tidak suka penolakan, mereka punya berbagai cara dan strategi untuk membuat orang mengikuti kebutuhannya. Mereka buta terhadap aturan aturan dimasyarakat. Berbeda dengan golongan kedua, tujuan golongan ketiga ini murni untuk kepentingan dirinya sendiri makanya mereka tidak peduli jika orang  lain menderita demi untuk memenuhi kepuasaanya. Mereka ada dimana mana disekitar kita, mereka bisa berwujud sebagai siapa saja dalam keseharian kita. Kadang mereka memeluk erat kita dan dengan cara halus tapi terus menerus memasukan keinginan keinginannya hingga kita melupakan keinginan kita sendiri.

Life is about an option. Begitu katanya. Kita bisa memilih untuk menjadi golongan tertentu dalam memenuhi kebutuhan yang menjadi tujuan hidup kita tapi idealnya kita harus tetap peduli dengan pendapat, minat dan kebutuhan orang lain. Sulit memang untuk tidak bertindak egois tapi kita punya self control yaitu hati nurani. Sekiranya dalam proses memenuhi tujuan hidup, kita tidak kehilangan nurani kita, hal paling hakiki yang Tuhan berikan.