Sunday, July 31, 2016

Tentang Bagaimana Kita

Tak ada yang abadi. Saya selalu percaya ungkapan itu. Segala sesuatu yang didunia ini tidak ada yang kekal. Semuanya bergerak dinamis. Ada waktu dimana kita begitu bahagia dicintai, ada waktu dimana orang-orang tak lagi berpihak pada kita. Setia pada kita dan meninggalkan kita. Setiap pertemuan, ada perpisahan. Setiap kesuksesan, ada kegagalan. Setiap hidup, diakhiri dengan mati. Dan tanpa manusia sadari semua resiko itu manusia hadapi dengan sendiri. Manusia harus siap mengahadapi kemungkinan terburuk sekalipun selalu. Seperti sahabat yang tak selamanya selalu bersama kita, begitu pula kekasih, suami, istri, orang tua, hewan kesayangan, pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman, mobil mewah,  siapa pun dan apapun. Manusia juga harus rela menerima kenyataan akan kemungkinan ditinggal,  dicampakkan, dikhianati, dibohongi. Karena kita manusia bukanlah sosok eksklusif. Emosional itu lumrah, kita manusia. Namun, taktik menguasai emosi tak boleh lemah dan manusia harus mulai terapkan dalam hidup. Tetap bersikap baik walaupun tidak diterima, tetap mencintai walau tak dicintai, jangan membenci walaupun diremehkan, karena semua itu tak pernah ada ruginya. Senyum diatas hati yang luka adalah kemenangan. Ikhlas itu datang dengan sendirinya. Tentu butuh waktu untuk merealisasikannya. Tapi saya percaya proses membawa manusia jadi lebih berkualitas. Jatuh bukan berarti kita tidak bisa bangkit kembali. Kehilangan bukan berarti kita tidak bisa mendapatkan lagi. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tidak ada cinta yang abadi. Tidak ada kehidupan yang kekal. Tidak ada benci yang mutlak. Manusia harus siap. Semua dalam hidup datang dan pergi. 

No comments:

Post a Comment