"Yank, kamu ntar temenin aku
ya" kata Reni ke pacarnya
" Ntar ga bisa yank, aku mau
nongkrong sama si A" tolak Nina dengan halus
"Yah yank ntar aku kan
bingung mau makan sama siapa, kok kamu acara
terus sih sama temen
kamu" Reni tahu dia akan selalu menang
"Eh, ya udah deh aku temenin
kamu kasian ntar kamu sendiri" jawab Nina sambil kezel di dalam
hatinya.
Percakapan berikut merupakan
contoh percakapan manipulatif, dimana Reni berusaha memanipulasi Nina untuk
menemani dia hampir setiap hari karena dia cuma mau makan sama Nina. Sejak
kapan Nina acara terus sama
teman-temannya? Padahal dia selalu menemani Reni hampir setiap hari sejak
mereka jadian, Nina bahkan sudah sering bolos untuk kegiatan
sehari-harinya. Les Bahasa, olahraga di pusat kebugaran, dan waktu nongkrong
bersama teman-temannya sudah tidak pernah dia lakukan.
Terlepas dari bagaimana tingkat kecerdasanmu dan siapakah
kamu, ada baiknya kamu mulai waspada. Waspada kesuksesanmu terhalang oleh orang
manipulatif. Waktu yang dihabiskan untuk selalu menemani dia yang kamu pilih bisa
sangat sia-sia. Hal tersebut sesuai dengan konsep opportunity cost , dimana ketika kamu berinvestasi dengan
menghabiskan waktu bersama dia, kamu mengeliminasi keuntungan yang bisa kamu
dapat ketika belajar bahasa, sehat dengan berolahraga, atau membuang stress
dengan teman-temanmu. Memang keuntungan tersebut tidak bisa dihitung dengan perhitungan
matematis, tapi hal tersebut bisa dirasakan di dalam kehidupan sehari-hari kita.
Tentunya banyak tipe orang yang harus diwaspadai, seperti orang yang matre,
egois, narsistik, tapi orang tipe manipulatif pengontrol pun harus kamu hadapi
dengan baik. Tidak ada orang yang sempurna, tapi kita bisa meminimalisasi
dampak kerugian ketika kita waspada.
Kamu akan mulai merasakannya , ketika kamu sudah stuck dan tidak dan yang paling parah
hanya bisa menghabiskan waktumu dengan si pengontrol manipulatif. Pernah dengar sebuah nasihat? Katanya
dibelakang seseorang yang sukses , ada pasangan yang hebat juga. Nah kalau kamu
jadi tidak produktif sejak jadian, padahal tadinya kinerjamu bagus-bagus saja,
mungkin ada yang salah dengan.. pasanganmu?
Seorang teman yang berprofesi sebagai dokter menginspirasi saya untuk menulis tulisan ini. Melihat dia yang sangat cemerlang karirnya dan diperlambat untuk calon suaminya yang menuntut dia untuk menjadi ibu rumah tangga dan stop berkarir. Dia yang punya mimpi untuk menjadi spesialis pun dilarang untuk bersekolah lagi. Saya sangat menghargai pilihannya, dan berharap dia bisa bahagia. Tapi menurut pandangan saya, seharusnya seseorang yang kamu sayangi tidak menghalangi mimpimu dan terus mendukungmu, dan tidak mengatur kehidupanmu sesuai dengan keinginannya.
No comments:
Post a Comment