Thursday, November 26, 2015

Waspada Manipulasi


"Yank, kamu ntar temenin aku ya" kata Reni ke pacarnya
" Ntar ga bisa yank, aku mau nongkrong sama si A" tolak Nina dengan halus
"Yah yank ntar aku kan bingung mau makan sama siapa, kok kamu acara terus sih sama temen kamu" Reni tahu dia akan selalu menang
"Eh, ya udah deh aku temenin kamu kasian ntar kamu sendiri" jawab Nina sambil kezel di dalam hatinya. 

Percakapan berikut merupakan contoh percakapan manipulatif, dimana Reni berusaha memanipulasi Nina untuk menemani dia hampir setiap hari karena dia cuma mau makan sama Nina. Sejak kapan Nina acara terus sama teman-temannya? Padahal dia selalu menemani Reni hampir setiap hari sejak mereka jadian, Nina bahkan sudah sering bolos untuk kegiatan sehari-harinya. Les Bahasa, olahraga di pusat kebugaran, dan waktu nongkrong bersama teman-temannya sudah tidak pernah dia lakukan.

Terlepas dari bagaimana tingkat kecerdasanmu dan siapakah kamu, ada baiknya kamu mulai waspada. Waspada kesuksesanmu terhalang oleh orang manipulatif. Waktu yang dihabiskan untuk selalu menemani dia yang kamu pilih bisa sangat sia-sia. Hal tersebut sesuai dengan konsep opportunity cost , dimana ketika kamu berinvestasi dengan menghabiskan waktu bersama dia, kamu mengeliminasi keuntungan yang bisa kamu dapat ketika belajar bahasa, sehat dengan berolahraga, atau membuang stress dengan teman-temanmu. Memang keuntungan tersebut tidak bisa dihitung dengan perhitungan matematis, tapi hal tersebut bisa dirasakan di dalam kehidupan sehari-hari kita. Tentunya banyak tipe orang yang harus diwaspadai, seperti orang yang matre, egois, narsistik, tapi orang tipe manipulatif pengontrol pun harus kamu hadapi dengan baik. Tidak ada orang yang sempurna, tapi kita bisa meminimalisasi dampak kerugian ketika kita waspada.
Kamu akan mulai merasakannya , ketika kamu sudah stuck dan tidak dan yang paling parah hanya bisa menghabiskan waktumu dengan si pengontrol manipulatif.  Pernah dengar sebuah nasihat? Katanya dibelakang seseorang yang sukses , ada pasangan yang hebat juga. Nah kalau kamu jadi tidak produktif sejak jadian, padahal tadinya kinerjamu bagus-bagus saja, mungkin ada yang salah dengan.. pasanganmu?

Seorang teman yang berprofesi sebagai dokter menginspirasi saya untuk menulis tulisan ini.   Melihat dia yang sangat cemerlang karirnya dan diperlambat untuk calon suaminya yang menuntut dia untuk menjadi ibu rumah tangga dan stop berkarir. Dia yang punya mimpi untuk menjadi spesialis pun dilarang untuk bersekolah lagi. Saya sangat menghargai pilihannya, dan berharap dia bisa bahagia. Tapi menurut pandangan saya, seharusnya seseorang yang kamu sayangi tidak menghalangi mimpimu dan terus mendukungmu, dan tidak mengatur kehidupanmu sesuai dengan keinginannya.

Jangan takut untuk keluar dari hubungan yang menghalangi dirimu untuk maju. Mungkin sekarang kamu masih bertahan karena kamu merasa tidak akan laku lagi atau sudah merasa nyaman dimanipulasi. Apapun pilihan yang kamu ambil, pastikan tidak merugikan dirimu sendiri, guys! Memang saat itu kamu sedang buta oleh cinta, tapi hatimu pasti tau jawabannya.

No comments:

Post a Comment