Tuesday, December 1, 2015

Ramalan???


“love me like you dooo... oooo... love me like you doooo.....”


Tata : “sar, inget ga akong bilang kamu tuh ga bakal bisa jadi penyanyi. Suara kamu jelek!”


Wina : “hahaha... akong bilang dia bakal punya suami dua cik.”


Sari : “iya yah, kongkong (lauya) sama akong (yang juga lauya) bilang aku bakal punya suami dua. Napa mereka berdua ramal aku kayak gitu yah?”


santi : “kamu sih gak bole sampai cerai sama heri lho. Dia sayang banget sama kamu tuh.”


Wina : “tapi akong punya ramalan tak pernah meleset ya cik.”


Sari : “angan sampe lah ya. Aku tak mau.”



Kira-kira begitulah penggalan dialog antar kakak beradik didalam mobil yang saya kemudikan. Keluarga ini memang dari orang tua, besan, mertua, anak sampai ke cucu-cucunya semua percaya sama lauya ( dukun ). Klo ada yang sakit, perginya ke lauya. Klo cucunya yang kecil semaleman nangis dan tidak mau tidur, besoknya bawa ke lauya. Klo ada adiknya yang mau berpergian, sehari sebelumnya ke lauya. Mau pindah rumah  atau toko, semua nya ke lauya. Oke, sebagai orang yang ga juga religius banget, saya lebih milih untuk ga ikut-ikutan klo mereka sudah bahas tentang hal-hal seperti itu.  


Dan mereka bukan keluarga pertama yang saya liat memiliki kepercayaan terhadap lauya. Ada juga sebuah keluarga ketika saya masih kuliah di pulau jawa, teman baru saya tiba-tiba melarang saya untuk kerumahnya  dan memilih untuk bertemu diluar rumahnya, hanya karena Ibu nya meminta tukang ramal untuk “membaca” karakter saya dan peruntungan keluarga mereka jika ada salah satu anaknya yang berteman dengan saya. Menurut si tukang ramal, saya itu tidak akan menjadi orang sukses dan kaya. Jadi mereka memutuskan untuk melarang anaknya berteman dengan orang yang tidak akan sukses seperti saya. Apakah si ibu pernah bertemu dan ngobrol sama saya sebelum dia ke tukang ramal? Jawabannya Belum Pernah. Wow kan yah. Awalnya saya sempat merasa tersinggung karna langsung diCap sebagai orang yang tidak akan sukses. 


Dan beberapa minggu kemudian si ibu tiba-tiba menelpon saya dan mengundang saya kerumahnya. Makin bingung lah saya. Setelah saya tanya teman saya itu, ternyata si ibu pergi ke tukang ramal dan bilang mereka harus menjalin hubungan dengan saya karna masa depan saya sangat cerah, saya akan sangat sukses, dan kaya raya. Dan berhubung saya orangnya baik hati, maka orang didekat saya juga akan ikut merasakan kesuksesan saya. Lucu bukan?


Saya ingat 25 tahun lalu kakek saya pernah mengelus kepala saya dan berkata, “dek, apapun yang orang ramal tentang kamu nanti, jika itu ramalan yang baik, anggap sebagai doa dan katakan Amin. Sehingga seluruh semesta tau dan mengaimini hal baik itu ke kamu. Jika itu ramalan yang buruk, anggap sebagai pengingat agar kamu tidak menjadi orang seperti yang mereka ramalkan. Karna jadi apapun nanti kamu, itu adalah hasil kerja keras dan doa-doa kamu dan orang-orang yang menyayangi kamu.”


No comments:

Post a Comment