Thursday, December 3, 2015

Tentang Mantan


Different relationship, different treatment
Kemarin salah seorang teman saya bertanya, “mantan yang mana yang paling saya cintai?”.  “Bah pertanyaan macam apa itu?” kata saya dalam hati. Terus terang saya tidak bisa menjawabnya karena memang saya tidak bisa mengukur rasa cinta saya ke mereka, karena ya itu tadi, beda pacar beda pula treatmentnya. Dari beberapa mantan saya, cuma 2 orang yang membuat saya patah hati, patah sepatah patahnya. Lantas pertanyaannya; apakah kedua orang itu punya porsi yang lebih besar dari yang lainnya di hati saya?. Dengan lugas saya jawab, tidak. 

Orang pertama yang membuat saya patah hati; saya, tentu saja sangat mencintainya, semuanya terasa menyenangkan saat bersamanya. Kami hampir selalu melakukan semua aktifitas kami bersama dalam waktu 4 tahun, dibutuhkan komitmen yang kuat untuk tetap bersama dalam kurun waktu selama itu. Dimana ada saya, tentu disitu juga ada dia. Begitupun sebaliknya. Tapi ketika kami tidak bisa bersama lagi, lalu saya sembuh dari luka hati akibat 4 tahun kebersamaan kami, saya bahkan lupa bagaimana rasanya saya pernah mencintainya. 

Lalu orang kedua yang membuat saya patah hati; saya sadar betul hubungan kami  tidak akan kemana mana. Dan sayapun sudah memprediksi kalau saya tidak mungkin hidup selamanya dengannya. Kami sangat bertolak belakang dalam berbagai hal. Apapun yang kami bahas selalu berujung dengan perang pendapat. Apapun yang kami lakukan, semua terasa salah. Tapi ketika akhirnya setelah 11 bulan kami memutuskan jalan masing masing,  dan itu membuat saya hancur berantakan, berat badan saya turun 11 kg dalam waktu tiga bulan. Tapi apakah saya mencintainya dengan sangat? Sampai sekarang saya masih bisa menjawab dengan sangat yakin, kalau saya tidak pernah benar benar bisa mencintainya waktu kami bersama dulu begitupun saat kami sudah putus.

Kemudiann pertanyaan lain muncul  “Apakah saya mau memulai lagi hubungan dengan salah satu mantan mantan saya jika punya kesempatan?”, saya hanya tertawa mendengarnya. Sampai saat ini saya tidak pernah punya niat apalagi keinginan untuk kembali ke mantan mantan saya. Rasanya aneh memulai sesuatu yang sudah lama berakhir. 

Berbicara tentang mantan untuk sebagian orang memang tidak pernah ada habisnya, dan seringkali mantan juga selalu jadi momok untuk hubungan kita selanjutnya. Kondisi seperti ini sangat sangat disayangkan. Padahal seiring dengan adanya rotasi matahari yang menyebabkan pergantian siang dan malam, secara terus menerus, sudah pasti perasaan kita ke mantan juga tidak pernah sama lagi. Kalaupun kita tetap menjaga hubungan baik dengan mantan, saya percaya perasaan itu tentu sudah ber-regenerasi menjadi bentuk perasaan yang lain.

Jadi menurut saya sangat tidak adil jika kita cemburu dengan masa lalu pasangan kita. Mantan adalah mahluk yang hidup dimasa lalu dan love is a verb in present tense, jadi yang terpenting adalah masa sekarang, masa dimana sebagai pasangan kita memiliki satu sama lain.  


No comments:

Post a Comment