Monday, September 28, 2015

Tentang Flirting



Flirting dalam pemahaman saya adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan dengan maksud  dan tujuan memikat lawan bicara. Bahasa yang digunakannya oleh para pelaku flirting berupa bahasa verbal yang meliputi bahasa lisan dan tulisan lalu ada juga bahasa no verbal.

Cara kita melakukan flirting mempengaruhi berhasil tidaknya kita memikat lawan bicara. Jika kita melakukan flirting dengan bahasa lisan, pemilihan kata kata dan penekanan kalimat saat berkomunikasi adalah dua poin penting. Hindari kalimat panjang penuh bujuk rayu agar tidak terkesan picisan, gunakan kata kata pujian seperlunya agar lawan bicara merasa dihargai tanpa kita harus menunjukan ketertarikan yang berlebihan. Penekanan kalimat atau intonasi berperan penting untuk membuat lawan bicara merasa nyaman. Saat berkomunikasi, tinggi rendahnya dan besar kecilnya nada suara juga menentukan qualitas kita dalam menunjukan emosi. Ekspresikan ketertarikan kita secara jujur tanpa harus vulgar, pujilah jika memang mereka layak dipuji. Dan dalam beberapa kasus, sindiran dan kritik juga bisa menjadi bagian dari proses flirting, sindirlah dengan cara jenaka dan kritiklah secara fair dengan tetap menunjukan ketertarikan kita dengan lawan bicara dengan begitu lawan bicara tidak merasa dibully lalu merasa ilfil ke kita. Teringat obrolan saya dengan @sammythesam beberapa bulan lalu kalau kaum hawa sangat mudah jatuh cinta lewat kata kata jadi sudah pasti kata kata manis bertabur pujian lebih efektif untuk membuat hati para perempuan berbunga bunga. 

Untuk flirting dengan bahasa verbal, contohnya seperti komentar komentar di media sosial atau texting di aplikasi smartphone, pemilihan katanya juga harus tetap diperhatikan, karena si pembaca tidak bisa melihat ekspresi kita ketika menuliskan itu maka sangat diperlukan bantuan emoticon, asterix atau hastag untuk membantu mengekspresikan apa yang kita rasakan. Susunan kata harus seefektif mungkin tanpa mengurangi makna. Flirting dengan bahasa verbal ini menurut saya yang paling susah karena bisa saja pembaca salah menerjemahkan apa yang kita sampaikan. Tapi anehnya disatu sisi lagi, flirting dengan bahasa verbal ini juga yang paling mudah untuk membentuk opini pembaca tentang kita dalam melancarkan aksi flirting. Pencitraan, saya menyebutnya. Dalam hal ini kita bisa jadi siapapun untuk memikat lawan bicara kita. Laki laki dan perempuan keduanya bisa sangat ahli flirting dengan cara ini.

Yang terakhir flirting dengan bahasa non verbal, yaitu cara flirting dengan media bahasa tubuh dan sentuhan. Menurut saya ini adalah teknik tingkat tinggi dalam kelas flirting karena adanya proses pengamatan untuk menyamakan persepsi dengan target yang bersangkutan. Maka dari itu dibutuhkan kemampuan analisa yang baik dalam mengiterpretasikan signal yang diterima oleh panca indera sebelum kita mengevaluasinya lalu kemudian menerimanya sebagai sebuah rayuan atau godaan tersirat.
Dan biasanya teknik ini selalu berhasil untuk memikat kaum adam. Entah karena kurang peka atau terlalu malas untuk mencerna, kaum pria ini kurang sensitif dalam menangkap signal flirting menggunakan bahasa verbal. Tapi flirting dengan sentuhan atau kontak mata penuh makna tidak pernah gagal untuk menarik perhatian pria. 

Pada akhirnya semua ke-flirting-an ini dikembalikan kepada kalian, tapi sangat penting tidak kehilangan jati diri dalam proses -me/-di flirting-an. Flirtinglah dengan kejujuran perasaan anda terhadap lawan bicara, jangan flirting dengan maksud maksud lain yang tidak disepakati oleh kedua belah pihak atau ketiga pihak atau banyak pihak hehe..

No comments:

Post a Comment