Wednesday, November 18, 2015

Pertanyaan dan Jawaban


Berapa hari dalam sebulan kamu bekerja?
Lima hari dalam seminggu. Kurang lebih dua puluh dua hari. Tapi sebelum Ibuku masuk Rumah Sakit, aku bekerja hampir setiap hari, 8 – 12 jam sehari, kadang nyaris 18 jam.

Apakah kamu masih tinggal bersama Ibumu?
Iya, setidaknya sebelum Beliau meninggal.

Apa pembicaraan terakhirmu bersama Ibu?
Beliau bercerita sambil terbata-bata dengan suara serak bahwa kakaknya datang  mengunjunginya di ICCU Rumah Sakit dan kemudian menangis ketika melihatnya.  Aku ingat aku berkali-kali memintanya mengulang jawabannya karena aku tidak dapat mendengar ucapan Beliau dengan jelas. Seharusnya aku mendekatkan telingaku ke mulutnya.

Kapan terakhir kali kamu bersenang-senang bersama Ibumu?
Entahlah. Aku tidak dapat mengingatnya. Tapi aku ingat kapan aku terakhir melihatnya tersenyum. Ketika aku mengunjunginya pagi-pagi di Rumah Sakit sebelum aku berangkat ke kantor, sehari sebelum Beliau masuk ke ICCU.

Apa makanan kesukaan Ibumu?
Aku baru menyadarinya sekarang bahwa aku tidak pernah benar-benar tahu makanan kesukaan Ibuku. Aku hanya sibuk meminta Beliau masak makanan kesukaanku. Tidak jarang, Beliau merelakan makanannya untukku. Merelakan tas yang baru Beliau beli untukku. Merelakan perhiasan-perhiasannya untukku.

Kapan terakhir kali kamu makan bersama ibumu?
Aku tidak ingat kapan merasa makan bersamanya. Makan bersama hanya berarti aku dan Beliau makan dalam waktu yang bersamaan. Dalam diam. Di depan televisi. Aku tidak ingat kapan terakhir berbincang saat makan bersama Beliau. Tapi aku ingat menyuapinya saat Beliau di ruang ICCU Rumah Sakit.

Pernahkah kamu berkata pada ibumu bahwa kamu mencintainya?
Pernah. Satu hari sebelum Beliau meninggal. Ku berbisik di telinganya. Sambil menangis. Beliau hanya menjawabnya dengan anggukan sambil memejamkan mata. Tanpa sekalipun menoleh ke arahku.

Apa yang dapat membuat ibumu senang?
Buah tangan. Apapun itu. Beliau senang dibelikan makanan cemilan. Beliau juga senang meminta barang-barang seperti sandal, tas atau pakaian. Dan aku sering  kali menolaknya dengan argument Beliau sudah memiliki banyak sendal, tas dan pakaian. Untuk apalagi, jawabku sedikit ketus padanya. Aku lebih memikirkan kesehatannya ketimbang kesenangannya.  Seharusnya aku tetap memperhatikan kesenangannya. Membelikan sendal sebanyak yang Beliau inginkan. Membelikan tas dan pakaian sebanyak yang Beliau pinta. Seandainya saja waktu bisa kembali.  

Apa yang akan kamu lakukan jika punya kesempatan makan bersamanya?
Aku akan mengajaknya ke tempat makan yang mewah. Tidak peduli walau harga makanannya sebesar satu bulan gajiku. Lalu aku akan mengatakan padanya bahwa masakan Beliau jauh lebih enak ketimbang makanan mahal di restoran itu.
Aku akan melayaninya seperti Beliau melayani saat aku kecil. Aku akan mematikan ponselku dan mendengarkan Beliau bercerita tentang apapun itu. Walau berjam-jam lamanya. Aku akan menertawakan kenangannya yang lucu. Aku akan membuatnya tertawa sepanjang malam.
Di penghujung malam, aku akan berlutut di hadapannya. Aku akan meminta maaf untuk semua kesedihan yang aku sebabkan. Aku akan meminta maaf karena tidak memberikan waktu untuknya sebanyak waktu yang telah Beliau berikan padaku.  Aku akan minta maaf untuk malam-malam aku pulang terlalu malam dan membuat Beliau cemas. Aku akan minta maaf untuk hari-hari Beliau yang telah kurepotkan dengan urusan-urusanku. Aku akan minta maaf untuk semua hal yang telah membuat Beliau tidak berkenan padaku.
Lalu aku akan memeluk Beliau erat. Sangat erat. Dan aku akan mengucapkan terima kasih untuk semua upayanya membesarkan aku selama ini. Untuk semua waktunya. Untuk semua air matanya. Untuk semua tangis dan tawanya. Untuk semuanya. Aku akan mengatakan padanya bahwa aku sangat bangga memilikinya sebagai seorang Ibu dan aku sangat mencintainya.


Sudahkah Anda mengatakan pada Ibu Anda bahwa Anda mencintainya? Lakukanlah. Sekarang juga.




*tulisan ini merupakan jawabanku bila Aku diberikan pertanyaan-pertanyaan seperti pada iklan restauran ini*

No comments:

Post a Comment